Anggota Komisi VI DPR Sartono Hutomo menyinggung komoditas Minyakita yang baru-baru ini di pasaran mulai melonjak. Bahkan harganya melewati harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah. “HET-nya itukan Rp15.700 perliter, tapi di pasaran sudah ada yang mencapai Rp18.000/liter, bahkan ada yang Rp19.000/liter. Nah saya kira pemerintah harus cepat merespon dan mengatasi hal ini,” katanya dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso yang didampingi Wamendag Dyah Roro Esti di Komisi VI DPR, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Lebih jauh Politisi Partai Demokrat itu mendesak Pemerintah bergerak cepat untuk mengatasi persoalan ini. “Memang ini bukan hanya persoalan Kementerian Perdagangan, namun juga para asosiasi, BPDPKS dan lain-lainnya,” ujarnya lagi.
Sartono Hutomo menegaskan bahwa negara harus hadir untuk kebutuhan masyarakat, jangan sampai ada oknum yang bermain didalamnya. “Mereka mengekspor minyak sawit berlebih ke luar tanpa memperhatikan pasokan dalam negeri disaat minyak kita mengalami harga kenaikan drastis.”
Legislator dari Dapil Jatim VII itu menambahkan Minyakita saat pertama kali di rilis pasaran dengan HET 14.500 tahun 2022 merupakan program solusi Pemerintah saat kondisi minyak goreng luluh lantah dengan kelangkaan dan harga yang sangat tinggi saat itu.
Diketahui, harga Minyakita melesat cukup tinggi di banyak daerah beberapa pekan terakhir. Berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan, harga Minyakita melambung dari HET yang ditetapkan Pemerintah, yaitu Rp 15.700 menjadi Rp 17.058 per liter di 82 kabupaten/kota Indonesia. Bahkan di 32 daerah, harga Minyakita sudah mencapai Rp 18 ribu per liter.
Untuk itu, Sartono menilai, dalam soal melesatnya harga minyak itu harus ada pengawasan yang ketat jangan terjadi penimbunan yg dilakukan oknum tidak bertanggung jawab, memainkan kondisi pasar. “Nanti ketika harga naik baru dijual kembali, ini minyak kita mengalami harga kenaikan drastisnya sudah diatur UU nya, tindak tegas supaya jerah,” ujar legislator dapil Jatim ini.
Ditambahkan Sartono, permasalahan lainya adalah distribusi minyak jangan sampai ada penyalahgunaan distribusi, seperti saat ini minyak kita di wilayah timur harganya bsa sampai 20 ribu. “Ini artinya ada pola distribusi yang kurang tepat, dibuat road mapnya, berikan opsinya yang terbaik sehingga harga bsa di tekan,” tukasnya.***
Penulis : Iwan Damiri
Editor : Kamsari
( sumber : suarainvestor.com )