Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Bramantyo Suwondo, menegaskan bahwa kualitas pangan dan gizi merupakan kunci utama dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Masalah gizi dan ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pertemuan BKSAP dengan para pakar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Senin (25/11/2024).
"Program makan bergizi yang digagas pemerintah adalah langkah strategis. Dengan adanya wacana ini, kita memiliki peluang besar untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi dengan baik," ujarnya usai menghadiri BKSAP Day bertema Memperkuat Diplomasi Indonesia untuk Ketahanan Pangan dan Gizi di Kota Bogor, Jawa Barat.
Program ini sejalan dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan terciptanya Generasi Emas. Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045. “Program ini dapat menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan,” tambah Bramantyo.
Fokus pada fase kritis pertumbuhan
Salah satu fokus utama adalah Window of Opportunity, yakni periode krusial seperti 1.000 hari pertama kehidupan dan masa peralihan anak menuju remaja (usia 10–13 tahun). Nutrisi yang tepat pada fase ini sangat menentukan perkembangan fisik dan mental individu.
“Dengan kualitas pangan yang baik, anak-anak dan remaja dapat tumbuh optimal, baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan. Ketahanan pangan yang fokus pada penyediaan makanan bergizi bagi generasi muda menjadi landasan penting untuk mewujudkan generasi emas Indonesia,” jelas Bramantyo.
Ia menambahkan bahwa peningkatan kualitas pangan tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga mendukung potensi intelektual generasi muda. "Kualitas manusia yang semakin baik akan membawa kemajuan bangsa di berbagai sektor,” ujarnya.
Dukungan riset dan pengawasan ketat
Di tempat yang sama, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB, Ernan Rustandi, menyambut baik program makan bergizi. Namun, ia menekankan pentingnya pengawalan ketat agar program ini tepat sasaran.
“Program pemerintah harus diawali dengan landasan informasi berbasis riset yang solid. Dengan data yang tepat, kita dapat memastikan program ini berjalan efektif dan hasilnya sesuai harapan,” kata Ernan.
Ia juga mengingatkan pentingnya perhatian serius pada setiap aspek program, mulai dari jenis makanan, penyajian, hingga proses produksinya. “Edukasi yang baik mengenai pola makan bergizi dan penyebaran informasi yang relevan sangat diperlukan agar masyarakat memahami pentingnya konsumsi makanan sehat,” lanjutnya.
Ernan menutup dengan menekankan perlunya metode pengumpulan data yang akurat dan pendekatan edukatif. “Dengan riset dan informasi yang tepat, program ini tidak hanya dapat berjalan baik tetapi juga mencapai tujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” tuturnya.
Dengan dukungan riset, data yang akurat, dan pendekatan edukasi yang efektif, diharapkan program makan bergizi dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, mendukung Indonesia untuk mencapai potensi penuh di tahun 2045. (rni/aha)
( sumber : dpr.go.id )