Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mendorong parlemen di ASEAN agar lebih aktif dan responsif gender di kawasan. Ia berpendapat, sangat penting untuk menghindari polarisasi gender dan sudah seharusnya laki-laki jadi pendukung perempuan untuk berkarya di berbagai bidang.
"Saya sempat memberikan satu pandangan bahwa sangat penting kita, intinya bahwa tidak ada dua kutub yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Justru kita, saya sendiri, sebagai lelaki, hadir untuk menjadi pendukung perempuan untuk hadir di segala bidang," ujarnya ditemui saat sidang komite untuk perempuan 'ASEAN Inter-Parliamentary Assembly' (WAIPA) di Padang, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023).
Berkaca pada aspek demografi, terdapat 51% populasi laki-laki dan 49% perempuan. Melihat kondisi ini, Putu menyampaikan, bisa saja kedepannya parlemen Indonesia semakin mendorong affirmative action di sektor politik, misalnya berkaitan dengan nomor urut peserta pemilu antara perempuan dan laki-laki.
"Karena demografi kita menampilkan porsi imbang perempuan dan laki-laki. Jadi potensi keterlibatan perempuan sangatlah tinggi. Kehadiran perempuan di bidang politik pun sangat baik dan memang wajib hadir," kata Politisi Fraksi Partai Demokrat itu.
Perempuan menurutnya mampu menampilkan perspektif yang berbeda dari lelaki. Sehingga, ada ruang yang perlu diisi agar proses legislasi lebih kaya pandangan. Tak hanya itu, Putu Supadma juga mendorong semua fungsi parlemen yang lain seperti penganggaran dan pengawasan tak luput dari peran perempuan.
"Maka itu kita memberikan dukungan kepada parlemen ASEAN bagi negara-negara yang belum memiliki affirmative action, Indonesia harus jadi pionir dan champion menghadirkan perempuan dalam berbagai ruang. Untuk itu harus ada harmoni dan rasa saling percaya," tukasnya. (aha)
( sumber : dpr.go.id )