Pendidikan merupakan salah satu fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa, sehingga pembahasan mengenai arah pendidikan Indonesia selalu menjadi topik yang relevan di berbagai waktu.
Dalam wawancara dengan Sabam Sinaga, anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat di program TVR Parlemen, berbagai isu penting mengenai dunia pendidikan Indonesia dibahas secara mendalam dan komprehensif.
Dengan latar belakang pengalaman mengajar, Sabam menyampaikan pandangannya terkait sejumlah topik, termasuk pemisahan kementerian dan urgensi penyusunan roadmap pendidikan jangka panjang.
Sabam mendukung pemisahan Kementerian Pendidikan menjadi tiga unit yakni, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kebudayaan untuk meningkatkan fokus dan efektivitas masing-masing bidang.
Menurutnya, langkah ini memungkinkan penyelesaian masalah lebih terukur dan strategi yang lebih tajam.
Namun, tantangan baru muncul, yaitu bagaimana memastikan koordinasi antar kementerian yang saling terkait tetap berjalan efektif.
“Dengan klasterisasi ini, strategi penyelesaian masalah dapat lebih tajam dan monitoring lebih mudah,” ungkapnya.
Ia menilai, fokus yang terarah memungkinkan setiap kementerian menangani isu spesifik dengan solusi yang lebih terukur. Selain itu, Sabam juga menyoroti rendahnya kemampuan literasi dan numerasi anak Indonesia berdasarkan data PISA.
Ia mendukung penerapan pembelajaran matematika sejak dini, tetapi menekankan pendekatan yang sesuai usia.
“Berhitung bukan sekadar angka, tapi juga penalaran. Misalnya, memilih roti besar daripada kecil, itu juga bagian dari matematika,” jelasnya.
Sabam juga menyoroti ketertinggalan Indonesia di tingkat global, dengan rata-rata belajar hanya dua jam per hari dibandingkan lima hingga enam jam di negara lain.
“Ini masalah yang perlu perhatian serius. Pendidikan dasar harus disiapkan secara komprehensif,” tambahnya.
Lebih lanjut Sabam juga mengusulkan perbaikan pada Kurikulum Merdeka dan mendukung rencana menghidupkan kembali Ujian Nasional untuk mengevaluasi capaian pendidikan di tiap daerah.
Ini juga terkait dengan pemerataan kualitas guru, yang harus didistribusikan secara tepat sesuai kebutuhan daerah, serta peningkatan kualitas guru PAUD, mengingat akses PAUD yang masih terbatas.
Yang tak kalah penting, Sabam menekankan perlunya roadmap pendidikan yang konsisten untuk jangka panjang 25 hingga 50 tahun.
“Peta jalan ini harus menjadi panduan utama, tidak boleh berubah setiap pergantian rezim atau menteri. Kalau terus berubah, kasihan generasi mudanya,” tegasnya.
Dengan pandangan yang kritis namun solutif, Sabam berharap perubahan struktural di pendidikan dapat membawa Indonesia menuju cita-cita besar yakni mencetak generasi emas 2045. (*)
( sumber : padek.jawapos.com )