Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan, menyikapi tingginya kasus COVID-19 di Indonesia membuat khawatir banyak negara di dunia. Adapun ia menyoroti upaya pemerintah Jepang untuk mengevakuasi warga negaranya di Indonesia selama pandemi COVID-19.
Hal ini, menurut Syarief, membuktikan jatuhnya kredibilitas Indonesia di mata negara-negara lain dalam menangani COVID-19. Sebelumnya, selain upaya pemerintah Jepang, Singapura, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Oman, Hong Kong, Filipina juga melarang kedatangan warga negara Indonesia.
"Di saat pemerintah negara lain serius melindungi warga negaranya, kita malah terkesan menyiapkan karpet merah bagi warga negara asing. Alasan di balik itu sungguhlah pantas dipertanyakan sebab Presiden Jokowi sendiri telah tegas-tegas menyatakan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah kesehatan rakyat. Jangan sampai berbeda antara apa yang dinyatakan presiden dan apa kebijakan yang terlaksana di lapangan," kata Menteri Koperasi dan UKM di Era Presiden SBY ini dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).
Ia menegaskan, jika Presiden Joko Widodo fokus menata sektor kesehatan, maka semua instrumen dan menteri-menterinya harus menjalankan kebijakan tersebut dalam rangka menekan laju penyebaran COVID-19 sekalipun berdampak kepada ekonomi.
Syarief juga mengingatkan, jika rencana evakuasi pemerintah negara lain berlanjut, dampaknya akan sangat memukul perekonomian nasional.
Menurutnya, Indonesia akan dipandang sebagai negara yang tidak aman. Adapun, kata dia, rencana investasi dapat terhambat dan arus modal akan ke luar negeri, sehingga berdampak pada melonjaknya pengangguran dan kemiskinan.
"Sampai saat ini rakyat masih percaya pemerintah akan mampu menangani pandemi, setidaknya memitigasi dampak buruk wabah. Namun jika kebijakan pemerintah hanya berhenti menjadi jargon dan tidak nyata di lapangan, Indonesia tetap dianggap tidak dalam keadaan baik-baik saja," kata dia.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa berdasarkan Worldometers, kasus harian COVID-19 di Indonesia per 14 Juli 2021 mencapai 54.517. Kata dia, ini menjadi angka infeksi harian tertinggi di dunia.
Hal ini, lanjut Syarief, menunjukkan bahwa penyebaran COVID-19 semakin tidak terkendali dan menjadikan Indonesia sebagai pusat episentrum baru COVID-19 di dunia. Syarief juga mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan kondisi ini akan berkelanjutan jika tidak ditangani dengan fokus dan lebih serius.
Adapun ia meminta kepada pemerintah untuk menyiapkan sebanyak mungkin fasilitas isolasi dan rumah sakit rujukan, tenaga medis serta perlengkapan alat medis dan obat-obatan dalam menyikapi kasus yang meningkat signifikan.
"Sekarang yang paling penting adalah penyediaan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam menangani COVID-19. Sudah saatnya bagi pemerintah untuk berkolaborasi dengan dunia internasional terutama dalam penyediaan sarana dan prasarana penting bagi pasien COVID-19 dan upaya preventifnya," ujar Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini.
(mul/ega)