Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono heran dengan langkah presiden Joko Widodo yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pasalnya, saat ini harga minyak dunia justru sedang mengalami penurunan.
Ibas menjelaskan, dengan subsidi yang ada saat ini, rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (R-APBN) 2015 yang disusun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono mematok harga minyak dunia diatas 100 dollar AS per barel. Namun saat ini, harga minyak dunia justru turun ke angka 80 dollar AS per barel.
"Jadi jika asumsi kita harga minyak dunia tidak di atas 100 dollar AS per barel, pemerintah harusnya bisa menurunkan (harga BBM)," kata Ibas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Apalagi, lanjut Ibas, saat ini masyarakat juga sudah dipusingkan dengan kenaikan tarif dasar listrik dan gas elpiji. Penderitaan rakyat miskin, kata dia, akan semakin berlipat dengan kenaikan BBM ini.
"Kalau mau dinaikkan, harusnya diperhatikan, jangan tahun ini," sesal Sekjen Partai Demokrat ini.
Saat ini, Ibas hanya berharap masyarakat miskin bisa mendapat kompensasi yang setimpal dari dampak kenaikan BBM ini. Dengan begitu, putra SBY ini berharap dampak kenaikan BBM tidak benar-benar dirasakan oleh rakyat.
"Pemerintah harus jelaskan alasannya, apa bentuk kontribusi bilamana dinaikkan, apakah bentuk bantuan sementara atau langsung atau bagaimana," ujar Ibas.