Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Daerah Pemilihan (Dapil) Pulau Lombok, Dr. Ir. H. Nanang Samodra KA, M.Sc mengunjungi masyarakat Desa Marong, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah (Loteng), Kamis (11/8/2022). Dalam kunjungan tersebut, Nanang didampingi istri Dr. Hj. Sri Sustini, M.Sc dan rombongan. Mereka disambut atraksi seni budaya khas desa tersebut. Tarian Topeng Amaq Abir dan Atraksi kesenian Gendang Beleq.
Kunjungan Anggota Komisi VIII DPR RI itu diagendakan guna menyerahkan dana Bantuan Sosial (Bansos) Penguatan Kearifan Lokal sebanyak Rp. 50 juta dari Kementerian Sosial kepada Kelompok Kumara Baswara Desa Marong. Dimana, diketahui dana tersebut dimanfaatkan untuk pembelian peralatan kesenian Gendang Beleq.
“Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ayahanda Dr. Ir. H. Nanang Samodra yang telah peduli dan memperhatikan apa yang kami butuhkan disini. Menjembatani kami untuk bisa mengakses program untuk lembaga agar bagaimana terus menjaga tradisi budaya di Desa Marong,” ungkap Ketua Kelompok Kesenian Kumara Baswara Desa Marong, Mis Mardiana, M. Pd.
Dalam sambutannya, Mardiana juga menyampaikan terimakasih kepada Pemdes, Pemkab dan Pemprov yang telah membantu kelancaran pembuatan administrasi untuk keperluan penyusunan proposal ke Kementerian Sosial. Tanpa dukungan berupa rekomendasi dari mereka, mustahil program yang diterima hari ini bisa terealisasi. Oleh karenanya, ia berharap kepada rekan-rekan pemuda yang ada di lembaga untuk terus berkarya dan kompak.
“Sekali lagi, mari rekan-rekan kita memanfaatkan bantuan ini untuk memperkuat kreatifitas dan kebersamaan pemuda khususnya dan masyarakat Desa Marong pada umumnya,” pesannya.
Salah satu tokoh masyarakat Desa Marong, HL. Wirejati juga menyampaikan banyak hal dihadapan warga yang hadir di Dusun Karang Payung itu. Dengan penuh rasa kekeluargaan, ia menuturkan jika Politisi Partai Demokrat tersebut ada hubungan darah dengan masyarakat Desa Marong. Dimana, buyutnya mantan Sekda NTB tersebut berasal dari Desa Marong. Sehingga hal wajar jika Nanang Samodra banyak berbuat untuk desanya. Terutama yang berkaitan dengan penguatan kearifan lokal masyarakat. Lebih-lebih, Desa Marong sejak beberapa tahun lalu, didaulat menjadi Desa Budaya oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).
“Sehingga kami harus sampaikan terimakasih kepada pak Nanang atas upayanya menjembatani kami untuk bisa mengakses program seperti ini di pusat,” ungkapnya.
Untuk diketahui lanjut Wirejati, bahwa dari dulu desanya sudah terkenal dengan desa yang kaya akan tradisi dan budaya di Loteng, bahkan NTB. Sehingga tidak salah dulu pada 1985, Marong pernah menjadi juara I Nasional sebagai desa yang maju dan kaya akan khazanah budayanya.
“Sekali lagi pak dewan, bantuan ini tepat diberikan ke desa kami. Dan mohon agar desa kami tetap dibina dan diperhatikan. Serta atas nama desa dan mewakili kepala desa yang berhalangan hadir, saya ucapkan terimaksih atas bantuan bapak,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Dapil Pulau Lombok, Dr. Ir. H Nanang Samodra KA, M. Sc menegaskan, bahwa untuk 2022 ini, ada dua program yang disalurkan Kementerian Sosial di Loteng. Program Keserasian Sosial yang disalurkan ke Desa Bangkat Parak dan program Penguatan Kearifan Lokal di Desa Marong. Sehingga ia berpesan, bagi adik-adik yang tergabung dalam Kelompok Kesenian Kumara Baswara, hendaknya peralatan tersebut dijaga keberadaanya sebaik-baiknya. Dan bisa menjadi kebanggan bersama serta semakin mempererat kebersamaan.
“Jaga kebersamaan ini,” pesan anggota DPR RI 3 periode ini.
Lebih jauh diutarakannya, bahwa NTB terutama Loteng saat ini sudah menjadi salah satu kunjungan utama wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Tentu, ini harus menjadi perhatian pemerintah kaitannya dengan bagaimana kemajuan ini bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Dan masyarakat terutama pemuda Desa Marong juga harus ambil bagian di dalamnya, jangan jadi penonton di daerah sendiri. Artinya, apa yang menjadi peluang untuk bisa menghasilkan cuan (uang, Red) dari kemajuan ini, baik usaha, sebagai pekerja dan lainnya, dijajaki. Karena ia yakin, sumber daya manusia (SDM) warga Marong mumpuni untuk itu.
“Apalagi Marong ini kan jadi desa budaya. Ada banyak atraksi budaya disini yang bisa dijual ke wisatawan. Nanti desa, Pemda maupun kami di legislatif bisa bantu. Insya Allah, kalau terus kita jaga potensi ini, Marong akan semakin maju dari sebelumnya,” ujarnya.
“Dulu, tahun 1968, tiang (saya Sasak, Red) pernah berkunjung ke Marong. Sebagian besar rumah masyarakat disini beratapkan Re (ilalang) dan bedek (anyaman bambu) sebagai tembok rumahnya. Tapi seiring meningkatnya perekonomian masyarakat, sekarang ini luar biasa, jauh berbeda,” tambahnya. (TP-01)
( sumber : tatrapost.com )